Search This Blog

Bentrokan dan Kerusuhan Buol

Bentrokan dan Kerusuhan Buol.Bentrokan antara warga dan polisi di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, harus tetap dilokalisasi agar tidak merembet ke kerusahan rasial atau etnis yang bisa memecah belah persatuan masyarakat di daerah itu.

Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah asal daerah pemilihan Buol dan Tolitoli, Syarifuddin Adam, Rabu (1/9/2010) di Palu, mengatakan, jangan sampai bentrok masyarakat dengan aparat kepolisian tersebut dimanfaatkan pihak lain untuk memecah belah masyarakat Buol.

"Hari ini saya melihat kekerabatan di Buol itu cukup kuat. Oleh karena kekerabatan itu, hati mereka tergerak untuk membela sesamanya," kata Syarifuddin.

Politisi partai Hanura ini mengatakan, hubungan kekerabatan dan kekeluargaan di Buol cukup tinggi sehingga bahasa komunikasi masyarakat setiap harinya lebih banyak menggunakan bahasa Buol dibanding bahasa Indonesia. Bahasa Buol, kata Syarifuddin, sudah menjadi bahasa pengantar pergaulan sehari-hari, baik di lingkungan kantor maupun dalam rumah tangga.

"Sekarang ini masyarakat Buol bersatu. Mereka sebetulnya ingin kejelasan tentang meninggalnya saudara mereka di tahanan," kata Syarifuddin.

Menurut dia, dalam bulan Ramadhan ini, semua pihak sebaiknya mengajak masyarakat Buol dan aparat keamanan untuk sama-sama menahan diri agar tidak lagi terjadi korban tewas atau luka-luka.

Wakapolda Sulteng Kombes Dewa Parsana mengatakan, Kapolda Sulteng Brigjen (Pol) Muh Amin Saleh sudah bertolak ke Buol untuk mengambil langkah-langkah pengamanan di lokasi tersebut guna menghindari bertambahnya korban. Menurut data kepolisian, korban tewas di Buol sebanyak lima orang dan tiga lagi dalam kondisi kritis.

Pelaksana tugas Direktur Rumah Sakit Daerah Buol Abdul Hamid Lakuntu mengatakan, semua korban yang tewas mengalami luka tembak di kepala sehingga tidak bisa diselamatkan. Semua korban tewas sudah dipulangkan ke rumah keluarganya, sedangkan korban luka-luka masih dalam perawatan intensif di rumah sakit.

No comments:

Post a Comment